Teror dalam Isolasi: The Wasteland / El Páramo (2021)

The Wasteland / El Páramo (2021): Ketika Ketakutan Menjadi Monster Nyata
Spanyol. Abad ke-19.
Perang berkelanjutan membuat negeri menderita.
Beberapa orang memutuskan untuk mengisolasi diri
Agar terhindar kekerasan dan kegilaan.
Kutipan di atas bukan sekadar pembuka, melainkan fondasi utama dari film The Wasteland, atau yang juga dikenal dengan judul aslinya, El Páramo (2021). Film horor thriller psikologis asal Spanyol ini membawa penonton pada sebuah pengalaman yang menguras emosi, di mana ketakutan bukan lagi sekadar perasaan, tetapi entitas mengerikan yang siap melahap siapa saja yang berani gentar.
Berlatar di sebuah padang rumput terpencil yang sunyi, jauh dari hiruk pikuk perang yang melanda Spanyol pada abad ke-19, kita diperkenalkan pada keluarga kecil Salvador (Roberto Álamo), Lucia (Inma Cuesta), dan putra semata wayang mereka, Diego (Asier Flores). Mereka hidup dalam isolasi total, membangun pagar tiang-tiang pancang sebagai batas fisik sekaligus mental dari dunia luar yang penuh bahaya.
Hidup dalam Lingkaran Isolasi dan Ketegangan
Keseharian keluarga ini dipenuhi rutinitas yang ketat demi bertahan hidup. Salvador, sang ayah, berusaha mengajarkan Diego tentang kerasnya kehidupan dan pentingnya keberanian. Namun, naluri seorang anak yang polos masih dominan. Ketika Salvador meminta Diego membunuh kelinci untuk makanan, bocah itu tak kuasa, membiarkan buruannya lepas dan melarikan diri melampaui batas yang telah ditetapkan.
Kejadian kecil ini menjadi cerminan dari konflik batin Diego: bersembunyi dari kekerasan atau menghadapinya. Lucia, sang ibu, yang lebih lembut, percaya bahwa Diego belum siap menghadapi kenyataan brutal tersebut. Mereka adalah potret keluarga yang berusaha mempertahankan kemanusiaan di tengah kondisi ekstrem.

Teror yang Berwujud: Sang Makhluk Pemakan Ketakutan
Pada ulang tahunnya, Diego mendapatkan hadiah berarti: senapan dari sang ayah dan telepon kaleng dari ibunya. Namun, momen kebahagiaan itu dengan cepat diselimuti kegelapan saat Salvador menceritakan sebuah legenda mengerikan tentang "Makhluk". Entitas tinggi kurus dengan pipi berongga ini dikisahkan berkeliaran, mengincar orang-orang lemah. Makhluk itu tak menyerang secara fisik, melainkan mendekat seiring dengan meningkatnya ketakutan korbannya, hingga akhirnya melahap habis rasa takut itu sendiri.
Tak lama setelah cerita mencekam ini, ketenangan mereka terusik. Sebuah perahu hanyut di sungai, membawa seorang pria berlumuran darah yang tak sadarkan diri. Di tangannya tergenggam pisau, dan pistol kosong tergeletak di sisinya. Setelah diselamatkan, pria misterius itu tiba-tiba menunjuk ke luar rumah, lalu tanpa sepatah kata pun, ia bunuh diri di hadapan Lucia dan Diego yang ketakutan. Salvador menduga, pria itu juga telah melihat Makhluk tersebut, sama seperti adiknya, Juana, yang berakhir tragis setelah teror yang sama.
Ketika Sang Pelindung Pergi, Ketakutan Merajalela
Merasa bertanggung jawab, Salvador memutuskan untuk mengantar jenazah pria tersebut ke keluarganya, meskipun Lucia melarang keras. Kepergian Salvador meninggalkan Lucia dan Diego dalam kehampaan dan kerentanan yang belum pernah mereka rasakan. Hari berganti bulan, sang ayah tak kunjung kembali, dan mimpi buruk Diego tentang Juana yang memperingatkan kedatangan Makhluk menjadi kenyataan.
Badai besar menerjang, memporak-porandakan rumah dan persediaan mereka. Tiang-tiang pancang, simbol perlindungan mereka, ikut roboh. Di tengah kekacauan itu, Lucia dan Diego melihat bayangan samar di luar rumah. Lucia mencoba melawannya dengan senapan, menembak hingga peluru habis. Namun, Makhluk itu seolah tak terpengaruh. Ketakutan mulai merasuki Lucia, mengubahnya perlahan.

Puncak Kegilaan dan Perjuangan Seorang Anak
Malam hari, suara gedoran di pintu dan penemuan barang-barang Salvador, termasuk kudanya yang tanpa penunggang, menegaskan bahwa sang ayah tak akan kembali. Diego sendiri melihat sosok Makhluk tinggi kurus itu di kegelapan, dan untuk pertama kalinya, ia merasakan teror yang nyata.
Lucia, yang kini harus menghadapi kenyataan pahit itu sendirian bersama putranya, mulai membangun pertahanan mati-matian, memaku jendela dan menutup setiap celah. Namun, rasa takut yang terus-menerus menggerogoti jiwanya. Ia menjadi paranoid, menembak membabi buta ke atap, dan pada akhirnya, jatuh dalam jurang kegilaan. Diego, yang menyaksikan ibunya perlahan kehilangan akal sehat, harus berjuang menyelamatkan diri sekaligus ibunya dari cengkeraman teror tak kasat mata ini.
Momen puncaknya adalah ketika Lucia mencoba bunuh diri, yang berhasil digagalkan Diego. Bocah itu mengikat ibunya di ranjang. Dalam upaya memancing Makhluk itu, Diego mencoba mendengarkan melalui telepon kaleng, dan terkejut mendengar suara menyahut dari seberang. Ketika ia kembali, Lucia sudah tak ada, dan Diego menemukan ibunya dengan rambut terpotong pendek, berbicara sendirian di meja makan, sepenuhnya terperangkap dalam delusi.

Resolusi Tragis dan Keberanian yang Lahir
Dalam kondisi yang paling mengerikan, Lucia mendorong Diego keluar rumah dan mengunci pintu dari dalam. Diego, yang kini harus berhadapan dengan ibunya yang gila dan Makhluk di luar, berhasil mendobrak pintu. Ia menemukan Lucia terkapar bersimbah darah, tewas bunuh diri. Di sudut ruangan, Makhluk itu menampakkan diri, mendekat. Namun kali ini, Diego tidak lagi gentar. Dengan keberanian yang luar biasa, ia mengambil peluru terakhir, menembak Makhluk itu, lalu membakar rumah mereka, simbol dari ketakutan yang telah lama membelenggu.
Diego menyeret tubuh ibunya keluar, namun Lucia tak bertahan. Dengan berat hati, Diego menghanyutkan jenazah ibunya di sungai, sebuah perpisahan yang pilu. Kini sendirian, ia melangkah melintasi padang rumput, meninggalkan masa lalu dan semua teror yang ada, menuju masa depan yang tak pasti, tetapi dengan jiwa yang lebih kuat.
Kesimpulan: Sebuah Kisah Survival Penuh Makna
The Wasteland / El Páramo (2021) adalah lebih dari sekadar film horor; ia adalah studi karakter yang mendalam tentang dampak psikologis dari isolasi, ketakutan, dan kegilaan. Film ini berhasil membangun atmosfer yang mencekam dengan minimnya penggunaan jump scare, mengandalkan ketegangan yang dibangun secara perlahan dan performa akting memukau dari Asier Flores sebagai Diego yang harus beradaptasi menjadi dewasa di usia sangat muda.
Bagi penggemar thriller psikologis atau film survival yang ingin merasakan ketakutan yang merayap perlahan dan mendalam, The Wasteland adalah tontonan wajib. Ia mengingatkan kita bahwa terkadang, monster yang paling menakutkan adalah yang lahir dari dalam diri kita sendiri.
Info Film:
Tahun Rilis: 2021
Posting Komentar