Sinopsisa Mohabbatein ANTV episode 71 part 1 tayang 9 oktober 2016
Table of Contents
Di tempat pesta
Ishita sedang memamerkan gelang emas yang dibelinya untuk Raman
ishita:“Aku membuatnya melalui tuan Kakkad,untuk Raman”
ibu raman: “Lalu kenapa kamu tidak memberikan hadiah itu padanya ? Pergilah dan berikan padanya”
Ishita akhirnya menuruti permintaan ibu mertuanya, Ishita menghampiri Raman yang saat itu sedang ngobrol dengan kolega bisnisnya
ishita: “Bagaimana caranya memberikan gelang ini ke Raman ? Dia pasti tidak akan mau mengenakannya dan pasti marah padaku”
saat itu dilihatnya Raman sedang memegang sebuah kursi sebagai sandaran tangannya
ishita: “Aku harus melakukan sesuatu”
Ishita kemudian duduk di kursi yang dipegangi oleh Raman,mendengarkan percakapan raman
raman:“Aku akan melakukan tugas ini dengan baik”
kemudian Ishita berusaha mengenakan gelang itu pada tangan Raman,
Raman kaget dan berusaha untuk melepaskan tangannya dari pegangan Ishita sambil menjaga sikapnya didepan orang banyak, kebetulan beberapa wanita yang ada disana memuji penampilan Raman yang sederhana
raman:“Iyaa, aku memang tidak suka memamerkan apapun”
saat itu Ishita sudah selesai memasangkan gelang emas itu di tangan Raman, Raman kemudian melihat ke arah tangannya, wanita yang ada didepannya juga melihat gelang emas yang dipakai Raman
wanita: “Lalu kenapa kamu memakai gelang itu ? Pasti untuk menyimpan hati seseorang yaa”
Ishita kemudian muncul dibelakang Raman dan menyapa para wanita tersebut, mereka kemudian saling ngobrol satu sama lain
wanita: “Ishita, kamu harus selalu bersama Raman,heiii ,,, apakah kamu yang memberikan gelang emas itu ?”
Raman: Tidak ! Gelang ini tidak mempunyai nilai apapun, ïsemua gemerlap kilau ini bukanlah emas, apa yang kalian lihat tidak selalu benar”
Raman lalu pergi meninggalkan mereka, sedangkan Ishita merasa sedih dengan sindiran Raman
Ashok memberitahu Suraj kalau Romi sudah melarikan diri sekarang
asok: “Aku akan bicara dengan Sarika”
Ashok : "Bagaimana Sarika, apakah Romi sudah datang ?”,
sarika: “Belum”
Ashok tersenyum senang
asok:“Kata kataku mungkin terdengar pedas tapi benar kan ? Kamu ingin keadilan kan ?”
Ashok mulai memprovokasi Sarika kembali
ashok:“Raman dan Ishita telah memperdaya kamu, setelah ini aku tidak bisa menolong kamu”,
sarika: “Iyaa, mungkin kamu benar, aku akan bicara dengan Romi untuk terakhir kalinya”
Sarika kembali menelfon Romi, saat itu Romi mengalami kecelakaan, keningnya berdarah dan mobilnya menabrak pohon, semua orang mulai berhamburan kearah Romi, mereka mulai menelfon ambulans
Di tempat pesta, perayaannya dimulai sekarang dan semua orang diminta untuk duduk di tempat duduk mereka masing masing,
Ashok sudah semakin kesal menunggu keputusan Sarika yang masih saja sibuk menelfon Romi
asok:“Sarika, Romi tidak akan menerima telfonmu, dia memang tidak menghargai kamu”
saat itu orang yang membantu Romi keluar dari mobilnya, melihat ponsel Romi berdering, orang itu segera mengangkat telfon Romi dan mengabarkan pada Sarika kalau Romi baru saja kecelakaan
sarika:“Kecelakaan ? Dimana alamatnya ?” tanya Sarika panik sambil menangis sedih,
Ashok segera mencegahnya ketika Sarika hendak pergi
ishita: “Lepaskan aku !”,
asok: “Apakah kamu sudah gila ? Romi itu melarikan diri darimu !”
Sarika masih terus memberontak
saika:“Lepaskan aku ! Biarkan aku pergi !”
akhirnya Sarika bisa pergi dari sana
Sementara itu semua orang memberikan tepuk tangan yang sangat meriah untuk Raman karena Raman berhasil menjadi pimpinan dewan pengusaha se Asia
ishita tersenyum senang, saat itu salah seorang petinggi memberikan pidatonya di mimbar pidato
petinggi: “Seorang pekerja keras yang berasal dari kelas menengah yang berhasil memenangkan penghargaan tertinggi dengan dedikasinya, kehidupannya sebuah inspirasi yang menarik”
saat itu Shagun datang ke pesta tersebut,
Ashok memberitahu Suraj kalau Sarika sudah pergi, Shagun mengejutkan Ashok dan bergabung dengan Ashok dan Suraj
sementara itu Raman melihat kearah Ishita dan Mani,
kemudian mereka mengumumkan Raman sebagai pimpinan dewan pengusaha se Asia yang baru,
semua orang bertepuk tangan untuk Raman,
Shagun menyindir Ashok
shaagun: “Dan Ashok selalu kalah dari Raman, aku tidak mengira kalau hal ini akan terjadi”
Mani memberikan pujian ke Ishita
mani:“Selamat untuk Raman, karena kamu telah menyelamatkannya Ishu”, ishita “Ini semua karena kamu, Mani
Ishita balik memuji Mani
maani: “Kali ini untuk Raman”
mereka berdua kemudian saling tersenyum satu sama lain,
raman yang saat itu hendak memberikan pidatonya melihat kearah mereka dengan perasaan dongkol, kemudian Raman mulai memberikan pidatonya
raman:“Sebuah mimpi tidak bisa menjadi sebuah kenyataan
dan jika hal itu menjadi kenyataan maka ada seseorang yang harus menghancurkannya,
ibuku mengatakan padaku agar aku selalu mendapatkan masa depan yang cerah tapi kehidupan ini selalu gelapn, jadi aku pikir lebih baik kalau kita jangan menipu diri kita sendiri dengan harapan palsu dan buatku hidupku ini selalu saja gelap, kalian lihat siapa yang datang di pesta penghargaan ini ? Terima kasih untuk orang yang telah mendukungku dan membantuku tapi aku ingin mengucapkan terima kasih juga untuk seseorang yang telah menipu, membenci, dan menyakitiku”
ishit: ada apa dengan raman?
ucapannya begitu aneh
raman: “Ketika seseorang terluka, dia akan mendapatkan keberanian untuk maju, dia telah jatuh berulang kali, tidak hanya sekali tapi dua kali kemudian mendapatkan keseimbangan dalam dirinya
dan di setiap keberhasilan seorang pria selalu ada seorang wanita di belakangnya dan pujianku ini aku tujukan untuk istriku”
Ishita tersenyum manis
raman: “Maaf, mantan istriku”
Ishita terkejut
raman:“Dia adalah Shagun Arora,”
semua orang terkejut mendengarnya, termasuk juga Shagun dan Ashok, Ashok melirik ke arah Shagun
raman:“Aku mohon, tepuk tangannya untuk Shagun Arora”
Raman bertepuk tangan untuk Shagun
raman:“Jika dia tidak melakukan hal ini padaku 6 tahun yang lalu, aku mungkin tidak akan berada disini, dia telah memberikan aku sebuah pelajaran dan memberikan aku keberanian untuk membuktikan diriku sendiri dan tahu mana yang benar dan mana yang salah”
Saat itu kedua bola mata Ishita berkaca kaca mendengar pidato Raman yang memuji muji Shagun yang memang sengaja dilakukan oleh Raman untuk membalas perbuatan Ishita padanya
raman: “Terima kasih untuk inspirasinya dan aku sangat berharap kalian semua mendukungk karena ketika kita berharap, orang orang itu meninggalkan kita untuk orang lain dan untuk perhatian yang lain tapi aku tidak akan melakukan hal ini karena aku bukan tipe orang seperti itu”
Shagun hanya terdiam sambil menatap kearah Raman yang mulai bersikap aneh dengan pidatonya itu,
begitu pula Ishita juga merasa heran dengan sikap Raman,
Raman lalu berterima kasih pada semua orang dan semua orang yang hadir disana bertepuk tangan untuk Raman,
Raman tersenyum senang sambil melirik ke arah Ishita,
kedua bola mata Ishita berkaca kaca menatap ke arah Raman
Di tempat pesta, Shagun sedang mengamati Raman dari kejauhan, saat itu Raman sedang ngobrol dengan rekan bisnisnya,
shagun:“Kasihan sekali, Raman ,,, ternyata aku masih mempengaruhi dirinya, dia masih mencintai aku dan menangis sambil memikirkan namaku, lalu dimana istrinya itu ? Kenapa Raman tidak menyebut namanya ?”
ashok: “Mintalah pada Raman untuk menikahimu lagi”
shagun: “Ada masalah apa denganmu ?”
ayah raman: “Toshi, omong kosong apa ini yang Raman katakan tadi ? Ishita pasti akan merasa sedih”, ibu rahman:“Suamiku, sejak aku pulang dari London, aku bisa melihat Raman nampaknya terluka, dia menyebut nama Shagun untuk menunjukkan pada Ishita kalau dia itu tidak berarti apa apa baginya, dia telah melakukan kesalahan, aku tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya”
mani: “Ishu, ada apa dengan Raman ? Dia menghina kamu di depan semua orang, dia tahu kalau kamulah yang berada di belakang posisinya, dia seharusnya tahu itu, aku akan mengatakan padanya”
ishit;(menangis dan mencegah Mani) “Tidak, tidak usah, Mani ,,, lagian aku tidak ingin pujian apapun, dia sangat penting bagiku, aku melakukan hal ini untuk kebahagiaannya, aku mencintai dia, Mani ,,, dia adalah ayah putriku, alasan untuk kebahagiaannya ini bukanlah masalah, aku tidak peduli, aku baik baik saja”
tanpa mereka sadari rupanya Raman mengawasi mereka dari kejauhan sambil duduk di depan meja bar, saat itu Mani memegang tangan Ishita erat, Raman nampak semakin cemburu
mani: “Tidak, Ishu ,,, kamu tidak baik baik saja”,
ishita: “Mani, tempat ini bukan tempat yang tepat untuk ngobrol tentang hal ini, aku ingin sendirian”
Ishita berusaha tetap tersenyum di sela tangisannya lalu pergi dari sana, Mani berusaha mengejar Ishita yang sudah berjalan keluar gedung, namun ditengah jalan salah satu rekan bisnis Mani menghadangnya karena ada sesuatu yang ingin dia bicarakan, Mani pun tidak bisa menolak
Ishita keluar dari gedung itu sambil menangis menuju ke mobilnya, sesampainya disana, tangis Ishita pun meledak, Ishita menangis sejadi jadinya ketika teringat ucapan Raman yang memuji Shagun dalam bahasa kasarnya
bukan dirinya,
Ishita berusaha mengontrol emosinya dengan menahan semua sesak didalam dada
ishita: “Tenang, tenang, tenang, Ishita ,,, aku tidak boleh menangis”
kemudian Ishita mencoba mencari kunci mobilnya, namun tak jua ditemukannya, salah satu security menghampirinya dan bertanya
satpam: “Nyonya, apakah anda kehilangan kunci mobil anda ?”,
ishita: “Aku sudah menemukannya, kenapa kamu bertanya(membentak) ?’ satpam: “Maaf”
lalu security itu pun kembali ke tempatnya berjaga, kemudian Ishita berusaha membuka kunci mobilnya dengan perasaan kesal, saat itu ponselnya berdering
ishita:“Iyaa nyonya Verma, baiklah, aku akan datang ke klinik jika ini memang darurat, aku akan segera datang”
Ishita bergegas masuk ke mobil dan pergi dari sana, tepat pada saat itu Mani keluar gedung dan memanggilnya
mani: “Ishuuuu !!”
namun Ishita sudah pergi
mà ni: “Kemana Ishu pergi ?”cemas
Raman yang saat itu masih berada di depan meja bar, merasa semakin kesal dan marah ketika melihat Ishita pergi
ramà n:“Kemana kamu pergi malam malam begini sendirian ?”
gumam Raman kesal sambil meminum segelas winenya dan memberikan gelas kosong itu ke bartender untuk diisi lagi, sekilas dilihatnya gelang emas pemberian Ishita tadi, Raman sangat marah dan langsung melepas gelang itu dan melemparkannya begitu saja ke lantai,
sementara Ishita sudah sampai di klinik dan marah marah sama security yang berjaga disana karena sudah menutup kliniknya
satpam“Kapanpun aku menelfon kamu, seharusnya kamu langsung membukanya dan menyiapkan segalanya” bentak Ishita kesal dan marah
satpam: “Kenapa dokter Ishita sangat marah sekali hari ini ? Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya ? Ada apa dengannya ?”
Ishita akhirnya sampai diruang kerjanya dan segera mengenakan jas kerja dokter giginya lalu mendapat telfon dari kliennya lagi,
ishita: nyonya Verma “Nyonya Verma, anda bisa datang sekarang, aku sudah sampai di klinik”,
verma: “Dokter Ishita, maaf, Bunty sudah tertidur, rasa sakitnya rupanya sudah mulai berkurang, aku akan datang kesana besok pagi saja bersama Bunty”
Ishita : “Nyonya Verma, apakah anda sudah kehilangan akal dengan mengatakan kalau hal ini darurat, apakah anda tidak berfikir seberapa jauh aku harus datang kesini (sangt marah) ?”,
verma: “Dokter Ishita, Bunty hanya anak anak, aku tadi memberinya obat dan dia langsung tertidur, kenapa anda marah begini ?”
ishita : “Banyak orang memang tidak peduli dengan usaha orang lain, dan aku selalu peduli dg orang lain ( menangis)Aku tidak peduli”
saat itu Mani masuk ke ruang kerjanya dan mendengar semua pembicaraannya dengan kliennya tersebut, kemudian Ishita menutup telfonnnya
mani: “Ishuuu ,,,, bicaralah padaku”
Ishita bergegas melepas jas kerja dokter giginya, kemudian berlalu dari sana
ishita:“Biarkan aku pergi, Mani ,,, aku tidak ingin bicara saat ini”
Ishita segera beralih ke pintu ruang kerjanya
ishita:“Aku bawa mobil, dan mintalah security untuk mematikan lampunya” (lantang dan berlalu dari sanaDalam perjalanan pulang ke apartemen mereka, tuan Bhalla masih sangat marah sama ucapan Raman ketika pidato tadi
simi:“Aku juga memperhatikannya, ayah ,,, dia menjadi seperti ini seperti dulu, kak Raman selalu merasa kesal dan terganggu”
ayah ramà n: , “Kamu tidak tahu omong kosong apa yang dikatakan oleh Raman, kamu datang terlambat ke pesta"( sambil mengendarai mobilnya)
ibu raman:“Hati Raman itu sedang terluka”,
ayà h raman :“Dia seharusnya mengatakannya pada kita, Romi itu sangat manja dan Raman melakukan hal ini”
ibu raman:“Keduanya tidaklah sama, Raman saat ini sedang terganggu oleh sesuatu, aku tidak tahu pertengkaran apa yang terjadi padanya dan Ishita ( sedih) “
simi: "Sudah, ibu ,,,, ibu tenang saja”
ibu raman: “Aku tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, aku mohon jangan katakan apapun padaku”
Di tempat pesta, pestanya sudah berakhir tapi Raman masih tertinggal disana sambil memikirkan Ishita, Raman teringat masa masa dulu ketika mereka belum menikah, Raman menangis sambil memikirkan pernikahannya, Ruhi dan kenangan manis setelah mereka menikah
raman : ”Ishita juga menjadi seperti Shagun, apakah ada masalah ? Aku harus bicara dengannya tapi apa ? Kenapa dia meninggalkan aku ? Baiklah, aku akan melupakan dirinya tapi bagaimana melupakan semua bantuannya ? Putriku ada bersamaku karena dia, keluargaku bahagia juga karena dia ( menangis )
raman: “Jika dia meninggalkan aku, apa salahnya ? Aku hanya memberikan penghinaan dan kemarahan padanya, dia telah menerima banyak penghinaan dengan hidup bersamaku, aku telah begitu egois dan melemparkan hadiah pemberiannya”
Raman teringat pada gelang emas pemberian Ishita, Raman segera mencari ke segala penjuru gelang tersebut dan meminta para pelayan yang sedang bertugas disana untuk mencari gelang tersebut, Raman bahkan menggulingkan meja dan kursi kursi yang ada disana untuk mencari gelang emas pemberian Ishita
Saat itu Ishita sedang duduk didalam mobilnya dan mulai menangis kembali teringat ucapan Raman tadi,
sementara itu di tempat pesta, akhirnya Raman bisa menemukan gelang emas itu, Raman tersenyum melihatnya,
sedangkan Ishita berkata pada dirinya sendiri sambil berdiri di dekat mobilnya yang masih terparkir di tempat parkir kliniknya
ishita: “Apa yang telah aku lakukan ?” Ishita berteriak pada dirinya sendiri “Aku sudah memarahi semua orang, kenapa aku melakukan hal ini ?”
saat itu Mani juga sudah keluar dari klinik Ishita dan mendengar ucapan Ishita sambil berdiri di luar mobil Ishita
ishita :“Kenapa Raman selalu melakukan hal ini ? Kenapa dia tidak peduli ? (menangis Ishita berusaha mengendalikan dirinya sendiri ketika tidak bisa memasukkan kunci mobilnya)
ishita: “Aku seharusnya tidk menangis sekarang, Raman tidak melanggar janji apapun, ketika dia tidak membuat janji apapun lalu bagaimana dia akan melanggarnya, Raman itu hanya ayahnya Ruhi dan aku juga cuma ibunya Ruhi, tidak ada yang lain, dia tidak peduli, sudah cukup sekarang, tidak usah mengharapkan yang lebih”
Ishita pada dirinya sendiri kemudian melajukan mobilnya dan pergi dari sana,
Mani yang masih berdiri disana merasa iba pada kondisi Ishita mani: “Ishuuu ,,,”
Keluarga Iyer dan seluruh penghuni apartemen sedang berdiri diluar sambil melihat apartemen mereka yang terbakar ludes oleh api, saat itu keluarga Bhalla yang baru datang dan melihat apartemennya terbakar juga terperangah tidak percaya
ibunya ishi: “Tenang saja, semua orang aman, semua orang juga khawatir ,Aku sudah menyelamatkan barang barang kita yang bisa diselamatkan
Mihir dan Mihika yang juga baru datang juga terkejut melihatnya
mihika: “Apa yang terjadi ?”
kemudian polisi meminta mereka semua untuk menjauh dari lokasi kejadian
mihika: “Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang ? Tadi kak Vandu memberitahu aku”,
ibunya ishi: “Apartemennya di tutup, kita tidak bisa masuk ke dalam sana dalam waktu 15 sampai 20 hari ke depan, kita akan pergi ke hotel saja ,
mihir: Aku akan mengurusi ke pelayanan apartemen”
kemudian bergegas menelfon Raman,
Raman sedang dalam perjalanan pulang, dilihatnya ponselnya berdering
raman: “Mihir menelfon, dia pasti akan bertanya padaku tentang penghinaanku ke Ishita tadi, aku tidak mau bicara dengannya”
, Mihir merasa heran karena Raman tidak mengangkat telfonnya
ibunya ishi: “Kalau begitu kami akan tinggal dirumahnya Vandu” Mihir: “Bibi juga bisa tinggal dirumahku”
kemudian Mihir mencoba menelfon Raman lagi, akhirnya Raman mengangkat telfonnya, Mihir segera memberitahu Raman tentang kebakaran yang terjadi di apartemen tempat tinggal Raman sekeluarga
mihir: “Pulanglah secepat mungkin, Raman”,
ishita: “Baik, aku pulang !”
Raman segera mengendarai mobilnya dengan cepat, sementara semua orang mulai memikirkan untuk pergi dan tinggal di suatu tempat
ibunya raman: “Madhu, lebih baik kamu jangan pindah ke Chennai, disini saja”
Tak lama kemudian Raman datang
raman: “Apakah semuanya selamat ? Tidak ada yang terluka ?”,
mihir: “Mereka semua selamat, mereka bersama Vandu”
Raman lalu meminta mereka untuk pergi ke perusahaan yang menyiapkan apartemen tersebut,
Mihir:“Aku akan mengirimkan barang barangnya nanti”
saat itu Ishita datang kesana dan menangis melihat apartemennya terbakar
ishita: “Ruhi ! Dimana Ruhi ? Ruhi ?”, “Ishita,
mihir:Ruhi baik baik saja
ibunya raman: Untung saja tidak ada seorangpun yang ada dirumah tadi, jadi kita semua selamat"
raman: dan lagi apartemennya juga sudah rusak, tidak ada gunanya menangis sekarang( sengit )
kemudian berlalu dari sana,
Pammi memeluk nyonya Bhalla erat
ibunya raman:“Aku sangat takut melihat api tapi semuanya baik baik saja, kalian semua juga baik baik saja, apa lagi yang kita butuhkan ?”
Raman dan Mihir akhirnya membawa seluruh keluarga Bhalla dan Iyer pindah ke apartemen yang baru yang lebih besar dan lebih mewah, semua orang nampak sedih karena apartemen yang mereka tinggali selama ini sudah rata dengan tanah, keluarga Iyer masuk ke apartemennya, begitu pula dengan keluarga mereka, apartemen mereka masih bersebelahan sama seperti dulu, salah satu pegawai apartemen menunjukkan apartemen tersebut pada mereka
pgawai:“Kalian akan mendapatkan semuanya disini dan kalian juga bisa membeli semuanya dengan mudah disini, oh iyaa kami akan menunjukkan kamarny"
Ishita mulai melihat lihat apartemennya, tak lama kemudian Ishita dan Mihika sama sama keluar dari apartemen mereka, rupanya mereka menyadari tas mereka tertukar, kemudian bertukar tas, Mihika lalu masuk ke dalam apartemen kembali, saat itu Raman keluar dari apartemen dan berpapasan dengan Ishita di pintu, sesaat mereka hanya saling memandang dalam diam, kemudian Raman keluar dari pintu dan membuka pintu tersebut untuk Ishita, Ishita bergegas masuk ke dalam apartemen, Raman masih berdiri di luar dan diambilnya gelang emas dari saku jasnya, Raman kembali sedih ketika melihat gelang emas pemberian Ishita dan dimasukkannya lagi ke dalam saku jasnya kemudian berlalu dari sana
Dirumah keluarga Iyer, Mihika sedang menyiapkan minuman untuk paman dan bibinya didapur, namun dilihatnya semua orang masih sedih dan shock dengan apa yang baru mereka alami, Mihir juga hanya bisa melihat Amma dan Appa saja, sementara itu dirumah keluarga Bhalla meminta tempat pemujaannya di tempatkan dulu diapartemen mereka
simi: “Aku sudah membereskan kamarnya”
Ishita kemudian juga hendak membereskan kamarnya tapi di sana hanya ada tiga kamar
ayah raman:“Ishita, kamu dan Raman bisa mengambil kamar ketiga,
ishita: tapi dimana nanti Romi akan tidur ?”,
ayah raman: “Dia akan tidur diruang tamu, tapi dimana dia sekarang ?”
istrinya, tuan Bhalla kemudian menelfon Romi,
Simmi yang tahu rencana Romi langsung menyela ayahnya
simi:“Ayah, Romi tadi pergi kerumah temannya, mungkin baterai ponselnya habis, dia pasti akan pulang”,
ayhny raman: “Kalau begitu aku akan mengirimkan sms padanya kalau kita sudah pindah kesini”
ishita: “Lebih baik kalian tidur saja karena sudah malam”,
ibunya raman: “Aku tidak bisa tidur sekarang, Ishita”
ishita:“Aku buatkan teh yaa”, ibunya raman:“Bagaimana caranya ? Didapur kan tidak ada apa apa”
ishita:“Aku akan mengeceknya, ibu”
Saat itu Raman datang sambil membawa beberapa barang yang bisa segera digunakan
rama: “Gunakan ini sekarang"
ishita:“Bubuk teh ?”,
raman: “Lihat saja sendiri”
Raman kemudian beralih membawa tas tas mereka ke dalam kamar, Ishita mengecek kotak yang dibawa Raman tadi, akhirnya Ishita membuat susu untuk kedua mertuanya
ibunya raman:"Berikan juga susu ini pada ibumu diapartemen sebelah, mungkin dia juga sangat lelah setelah pindahan ini”
Ishita akhirnya pergi ke apartemen sebelah untuk memberikan susu buat Amma dan Appa
mihika:“Bibi, apakah bibi mau minum kopi ?”,
ibunya ishi: “Tidak, Mihika”
ishita:“Ibu harus minum susu”
ibinya ishi: (menangis)“Ini semua seperti mimpi, kita mengambil rumah itu dengan pinjaman bank”
ishita: “Ibu, ibu jangan menangis, aku tahu kalau kita menderita kerugian yang cukup besar tapi kita semua selamat, kami semua ada disini bersama ibu, jangan cemas, ibu”
mihika: "Dan lagi apartemen itu kan di asuransi, pikirkan yang positifnya saja, semuanya akan baik baik saja”
Amma tersenyum penuh haru
ishita:“Ayah akan membuat semuanya membaik, kita semua sudah semakin dewasa sekarang”,
ibunya ishi: “Iyaaa, lihat Mihir dan Raman sudah memberikan apartemen yang besar ini dan menyelesaikan masalah kita”
mihir: Semuanya akan baik baik saja, percayalah padaku, bibi”
mihir:“Ishita, lebih baik kamu pulang saja dan istirahatlah”, mihika:“Iyaa, kak ,,, kak Raman pasti juga sudah menunggu”
ishita:“Aku rasa aku akan menginap disini malam ini
ibunya ishi:”(menggeleng )“Jangan, Raman sedang dalam masalah, kamu harus menemani dia,
ishita: ibu tidak apa apa, jangan cemas”, “Baiklah, sekarang ibu jangan menangis yaa”
Ishita kemudian memeluk ibunya dan memintanya untuk jaga diri baik baik, Mihika juga memeluk Amma, kemudian Ishita keluar dari apartemen keluarga Iyer
Ketika Ishita hendak masuk ke apartemen keluarga Bhalla, Ishita teringat pada pidato yang diucapkan oleh Raman dipesta tadi, sementara itu di dalam kamar, Raman sedang mengeluarkan semua barang, saat itu dilihatnya kain saree Ishita, Raman teringat pada ucapan Mani dan Ishita juga kemesraan mereka berdua, Raman segera melempar kain saree itu, Raman marah dan menangis mengingat semua ucapan mereka yang merobek lukanya kembali, sedangkan Ishita masih berada diluar apartemen keluarga Bhalla
ishita: “Aku harap aku tidak melihat wajah Raman sekarang, dia sangat kasar, aku tidak akan masuk ke sana itu tapi aku juga tidak bisa bersama ayah dan ibu” Ishita menangis sedih “Ayah dan ibu pasti akan sangat gelisah”
Ishita menyeka airmatanya lalu masuk ke dalam apartemen keluarga Bhalla Ishita lalu masuk ke kamarnya, dilihatnya Raman sedang mabuk sambil menangis, dan gelang emasnya teronggok dilantai, Raman tersenyum melihat Ishita berdiri terpaku menatapnya, Raman mulai menyindir Ishita seperti biasa
raman: “Heeiii kenapa kamu berdiri saja diam disitu dan tidak memberikan ceramah seperti biasa, kenapa ? Apakah karena kamu sudah tertangkap dan mulai takut ?”
Raman berdiri dan memegang tangan Ishita dengan keras hingga menyakitinya
ishita: “Lepaskan tanganku Raman !” bentak Ishita sambil berusaha berontak dari cengkraman Raman raaman:“Kenapa ? Untuk memegang tangan orang lain ? Ayoooo jawab pertanyaanku sekarang ! Kamu bahkan tidak peduli padaku !”
Ishita:“Buat apa peduli, keadaanmu seperti ini memang sudah menjadi milikmu”
raman:“Kamu biasanya menunjukkan kepedulian”,
ishita:“Kamu sendiri tidak peduli denganku !”
Raman:( dengan perasaan kesal) “Kamu bahkan tidak melihat aku dipesta tadi !”,
ishita: “Kamu sendiri, apakah kamu melihatku ?”Kamu tidak membutuhkan aku, Raman”
Raman langsung menyakiti tangan Ishita dengan cengkramannya yang sangat keras
ishit:“Hentikan, Raman ! Kamu menyakiti aku, aku disini tidak untuk mengurusi emosimu yang labil !” bentak Ishita,
saat itu lampu di apartemen mereka tiba tiba mati, Ishita bergegas hendak pergi namun Raman segera menutup pintu kamarnya, Raman sangat marah dan kembali menghina Ishita, Raman berusaha untuk menyentuh Ishita namun Ishita segera menghindar dari Raman
raman:“kenapa? Kamu akan merasa kotor kan kalau aku menyentuh kamu malam ini ? Kamu tidak akan kotor setelah semua yang kamu lakukan(mabuk)
raman:“Aku akan menunjukkan padamu dengan mendapatkan hakku sebagai seorang suami !” melepas dasinya, ishita:“Raman, minggir ! Jangan coba coba mendekatiku, kamu sedang tidak sadar !”mencoba terus menghindar dari Raman
raman:“Apa yang akan kamu lakukan ? Kamu ingin dekat dengan orang lain kan ?” Raman langsung mendorong Ishita “Kamu tahu, aku ini suamimu ! Kamu adalah ibu dari putriku, kamu harus melakukan kewajibanmu sebagai seorang istri ! Aku akan menunjukkan padamu semua hak yang dimiliki oleh seorang suami, kenapa kamu takut hari ini ?”
ishita:“Aku tidak takut padamu, apa yang ingin kamu buktikan ? Kamu ingin menunjukkan kejantananmu ? Kamu ingin menakut nakuti aku ?”, raman: “Jangan bicara seperti seorang perempuan, karena kehormatanmu lebih berharga dari hidupmu sendiri, kamu ini istrinya Raman Bhalla, semua orang tahu tentang hal ini dan lihat tingkahmu”
ishita:”Apa yang kamu pikirkan ? raman:Aku tidak akan menangis dipojok ruangan, tidak ! Aku sudah cukup banyak menangis, sekarang aku akan membuat kamu menangis !”, ishita:“Kamu sudah menjadi seperti seekor binatang, Raman ,,, aku tidak mau bicara sama kamu !”
raman: “Apa ? Kamu menyebut aku binatang ? Sekarang lihat apa yang akan aku lakukan, aku ini seorang manusia dan kamulah yang membuat aku menjadi binatang !”,
ishita:“Omong kosong apa ini, Raman ?” mendorong Raman dengan keras “Aku tidak mau tinggal bersama kamu !” pergi keluar,
Raman: “Kenapa kamu harus bersamaku ? Karena kamu ingin bersama orang lain kan ! Mani ,,, teman masa kecilmu itu, sekarang berubah menjadi cinta, semuanya menyebalkan !”
Ishita keluar dari kamar dan beralih ke ruang tamu sambil menangis sedih, Raman juga sedang menangis di kamar, tak lama kemudian ponsel Ishita berdering, Ishita segera mengangkatnya dan terkejut begitu mendapat kabar itu ishitw:“Apa ? Romi mengalami kecelakaan ?baiklah aq akan segta kesna
ishit:.“Apa yang terjadi hari ini ?
Aku belum pernah melihat hari yang lebih buruk daripada hari ini, aku akan memberitahu Raman” Ishita segera berlari ke dalam kamar dan dilihatnya Raman sedang tertidur sambil terduduk di bawah dan bersandar pada tempat tidurnya
ishita:“Dia sedang tidak dalam keadaan yang baik untuk mendengar kabar tentang adiknya, aku akan pergi sendirian saja”
Di rumah sakit Romi sedang diobati oleh dokter
dokter:“Kami telah melakukan pengecekan pada Romi”,
ishita: “Kami akan membawanya ke dokter keluarga”
Ishita: “Sarika, bagaimana Romi bisa sampai kecelakaan ?”, sarika:“Tanyakan saja padanya, dokter Ishita ,,, apa yang dia lakukan di jalan raya, dia itu berusaha melarikan diri”
Ishita: “Apakah benar begitu, Romi ?”
Sarika: “Apa yang dikatakan oleh tuan Ashok itu benar, dia akan berjanji kemudian pergi melarikan diri !”
Mani memperhatikan mereka
romi: “Iyaaa, aku memang mau melarikan diri, kecelakaanku terjadi karena telfon telfonmu terus ! Kenapa kamu memaksakan bayi itu ke aku ? Aku mohon pergilah !” Sarika: “Kalau begitu berbahagialah ! Aku pergi !” ujar Sarika kesal
Ishita mencoba mencegah kepergian Sarika namun Mani mencegahnya
mani: “Sudah biarkan dia pergi, Ishita ,,, kita akan bicara dengannya nanti, sekarang kita urusi Romi dulu”
sementara itu di rumah keluarga Bhalla, Raman terbangun dan teringat kalau dirinya telah bertingkah tidak sopan pada Ishita, Raman berusaha mencari cari Ishita sambil berteriak memanggilnya raman:“Ishita ! Ishita ! Ishitaaaa !!” teriak Raman sambil berjalan menuju ke ruang tamu dan tetap tidak menemukan Ishita disana,
Raman mengira kalau Ishita telah meninggalkannya
Ishita sedang memamerkan gelang emas yang dibelinya untuk Raman
ishita:“Aku membuatnya melalui tuan Kakkad,untuk Raman”
ibu raman: “Lalu kenapa kamu tidak memberikan hadiah itu padanya ? Pergilah dan berikan padanya”
Ishita akhirnya menuruti permintaan ibu mertuanya, Ishita menghampiri Raman yang saat itu sedang ngobrol dengan kolega bisnisnya
ishita: “Bagaimana caranya memberikan gelang ini ke Raman ? Dia pasti tidak akan mau mengenakannya dan pasti marah padaku”
saat itu dilihatnya Raman sedang memegang sebuah kursi sebagai sandaran tangannya
ishita: “Aku harus melakukan sesuatu”
Ishita kemudian duduk di kursi yang dipegangi oleh Raman,mendengarkan percakapan raman
raman:“Aku akan melakukan tugas ini dengan baik”
kemudian Ishita berusaha mengenakan gelang itu pada tangan Raman,
Raman kaget dan berusaha untuk melepaskan tangannya dari pegangan Ishita sambil menjaga sikapnya didepan orang banyak, kebetulan beberapa wanita yang ada disana memuji penampilan Raman yang sederhana
raman:“Iyaa, aku memang tidak suka memamerkan apapun”
saat itu Ishita sudah selesai memasangkan gelang emas itu di tangan Raman, Raman kemudian melihat ke arah tangannya, wanita yang ada didepannya juga melihat gelang emas yang dipakai Raman
wanita: “Lalu kenapa kamu memakai gelang itu ? Pasti untuk menyimpan hati seseorang yaa”
Ishita kemudian muncul dibelakang Raman dan menyapa para wanita tersebut, mereka kemudian saling ngobrol satu sama lain
wanita: “Ishita, kamu harus selalu bersama Raman,heiii ,,, apakah kamu yang memberikan gelang emas itu ?”
Raman: Tidak ! Gelang ini tidak mempunyai nilai apapun, ïsemua gemerlap kilau ini bukanlah emas, apa yang kalian lihat tidak selalu benar”
Raman lalu pergi meninggalkan mereka, sedangkan Ishita merasa sedih dengan sindiran Raman
Ashok memberitahu Suraj kalau Romi sudah melarikan diri sekarang
asok: “Aku akan bicara dengan Sarika”
Ashok : "Bagaimana Sarika, apakah Romi sudah datang ?”,
sarika: “Belum”
Ashok tersenyum senang
asok:“Kata kataku mungkin terdengar pedas tapi benar kan ? Kamu ingin keadilan kan ?”
Ashok mulai memprovokasi Sarika kembali
ashok:“Raman dan Ishita telah memperdaya kamu, setelah ini aku tidak bisa menolong kamu”,
sarika: “Iyaa, mungkin kamu benar, aku akan bicara dengan Romi untuk terakhir kalinya”
Sarika kembali menelfon Romi, saat itu Romi mengalami kecelakaan, keningnya berdarah dan mobilnya menabrak pohon, semua orang mulai berhamburan kearah Romi, mereka mulai menelfon ambulans
Di tempat pesta, perayaannya dimulai sekarang dan semua orang diminta untuk duduk di tempat duduk mereka masing masing,
Ashok sudah semakin kesal menunggu keputusan Sarika yang masih saja sibuk menelfon Romi
asok:“Sarika, Romi tidak akan menerima telfonmu, dia memang tidak menghargai kamu”
saat itu orang yang membantu Romi keluar dari mobilnya, melihat ponsel Romi berdering, orang itu segera mengangkat telfon Romi dan mengabarkan pada Sarika kalau Romi baru saja kecelakaan
sarika:“Kecelakaan ? Dimana alamatnya ?” tanya Sarika panik sambil menangis sedih,
Ashok segera mencegahnya ketika Sarika hendak pergi
ishita: “Lepaskan aku !”,
asok: “Apakah kamu sudah gila ? Romi itu melarikan diri darimu !”
Sarika masih terus memberontak
saika:“Lepaskan aku ! Biarkan aku pergi !”
akhirnya Sarika bisa pergi dari sana
Sementara itu semua orang memberikan tepuk tangan yang sangat meriah untuk Raman karena Raman berhasil menjadi pimpinan dewan pengusaha se Asia
ishita tersenyum senang, saat itu salah seorang petinggi memberikan pidatonya di mimbar pidato
petinggi: “Seorang pekerja keras yang berasal dari kelas menengah yang berhasil memenangkan penghargaan tertinggi dengan dedikasinya, kehidupannya sebuah inspirasi yang menarik”
saat itu Shagun datang ke pesta tersebut,
Ashok memberitahu Suraj kalau Sarika sudah pergi, Shagun mengejutkan Ashok dan bergabung dengan Ashok dan Suraj
sementara itu Raman melihat kearah Ishita dan Mani,
kemudian mereka mengumumkan Raman sebagai pimpinan dewan pengusaha se Asia yang baru,
semua orang bertepuk tangan untuk Raman,
Shagun menyindir Ashok
shaagun: “Dan Ashok selalu kalah dari Raman, aku tidak mengira kalau hal ini akan terjadi”
Mani memberikan pujian ke Ishita
mani:“Selamat untuk Raman, karena kamu telah menyelamatkannya Ishu”, ishita “Ini semua karena kamu, Mani
Ishita balik memuji Mani
maani: “Kali ini untuk Raman”
mereka berdua kemudian saling tersenyum satu sama lain,
raman yang saat itu hendak memberikan pidatonya melihat kearah mereka dengan perasaan dongkol, kemudian Raman mulai memberikan pidatonya
raman:“Sebuah mimpi tidak bisa menjadi sebuah kenyataan
dan jika hal itu menjadi kenyataan maka ada seseorang yang harus menghancurkannya,
ibuku mengatakan padaku agar aku selalu mendapatkan masa depan yang cerah tapi kehidupan ini selalu gelapn, jadi aku pikir lebih baik kalau kita jangan menipu diri kita sendiri dengan harapan palsu dan buatku hidupku ini selalu saja gelap, kalian lihat siapa yang datang di pesta penghargaan ini ? Terima kasih untuk orang yang telah mendukungku dan membantuku tapi aku ingin mengucapkan terima kasih juga untuk seseorang yang telah menipu, membenci, dan menyakitiku”
ishit: ada apa dengan raman?
ucapannya begitu aneh
raman: “Ketika seseorang terluka, dia akan mendapatkan keberanian untuk maju, dia telah jatuh berulang kali, tidak hanya sekali tapi dua kali kemudian mendapatkan keseimbangan dalam dirinya
dan di setiap keberhasilan seorang pria selalu ada seorang wanita di belakangnya dan pujianku ini aku tujukan untuk istriku”
Ishita tersenyum manis
raman: “Maaf, mantan istriku”
Ishita terkejut
raman:“Dia adalah Shagun Arora,”
semua orang terkejut mendengarnya, termasuk juga Shagun dan Ashok, Ashok melirik ke arah Shagun
raman:“Aku mohon, tepuk tangannya untuk Shagun Arora”
Raman bertepuk tangan untuk Shagun
raman:“Jika dia tidak melakukan hal ini padaku 6 tahun yang lalu, aku mungkin tidak akan berada disini, dia telah memberikan aku sebuah pelajaran dan memberikan aku keberanian untuk membuktikan diriku sendiri dan tahu mana yang benar dan mana yang salah”
Saat itu kedua bola mata Ishita berkaca kaca mendengar pidato Raman yang memuji muji Shagun yang memang sengaja dilakukan oleh Raman untuk membalas perbuatan Ishita padanya
raman: “Terima kasih untuk inspirasinya dan aku sangat berharap kalian semua mendukungk karena ketika kita berharap, orang orang itu meninggalkan kita untuk orang lain dan untuk perhatian yang lain tapi aku tidak akan melakukan hal ini karena aku bukan tipe orang seperti itu”
Shagun hanya terdiam sambil menatap kearah Raman yang mulai bersikap aneh dengan pidatonya itu,
begitu pula Ishita juga merasa heran dengan sikap Raman,
Raman lalu berterima kasih pada semua orang dan semua orang yang hadir disana bertepuk tangan untuk Raman,
Raman tersenyum senang sambil melirik ke arah Ishita,
kedua bola mata Ishita berkaca kaca menatap ke arah Raman
Di tempat pesta, Shagun sedang mengamati Raman dari kejauhan, saat itu Raman sedang ngobrol dengan rekan bisnisnya,
shagun:“Kasihan sekali, Raman ,,, ternyata aku masih mempengaruhi dirinya, dia masih mencintai aku dan menangis sambil memikirkan namaku, lalu dimana istrinya itu ? Kenapa Raman tidak menyebut namanya ?”
ashok: “Mintalah pada Raman untuk menikahimu lagi”
shagun: “Ada masalah apa denganmu ?”
ayah raman: “Toshi, omong kosong apa ini yang Raman katakan tadi ? Ishita pasti akan merasa sedih”, ibu rahman:“Suamiku, sejak aku pulang dari London, aku bisa melihat Raman nampaknya terluka, dia menyebut nama Shagun untuk menunjukkan pada Ishita kalau dia itu tidak berarti apa apa baginya, dia telah melakukan kesalahan, aku tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya”
mani: “Ishu, ada apa dengan Raman ? Dia menghina kamu di depan semua orang, dia tahu kalau kamulah yang berada di belakang posisinya, dia seharusnya tahu itu, aku akan mengatakan padanya”
ishit;(menangis dan mencegah Mani) “Tidak, tidak usah, Mani ,,, lagian aku tidak ingin pujian apapun, dia sangat penting bagiku, aku melakukan hal ini untuk kebahagiaannya, aku mencintai dia, Mani ,,, dia adalah ayah putriku, alasan untuk kebahagiaannya ini bukanlah masalah, aku tidak peduli, aku baik baik saja”
tanpa mereka sadari rupanya Raman mengawasi mereka dari kejauhan sambil duduk di depan meja bar, saat itu Mani memegang tangan Ishita erat, Raman nampak semakin cemburu
mani: “Tidak, Ishu ,,, kamu tidak baik baik saja”,
ishita: “Mani, tempat ini bukan tempat yang tepat untuk ngobrol tentang hal ini, aku ingin sendirian”
Ishita berusaha tetap tersenyum di sela tangisannya lalu pergi dari sana, Mani berusaha mengejar Ishita yang sudah berjalan keluar gedung, namun ditengah jalan salah satu rekan bisnis Mani menghadangnya karena ada sesuatu yang ingin dia bicarakan, Mani pun tidak bisa menolak
Ishita keluar dari gedung itu sambil menangis menuju ke mobilnya, sesampainya disana, tangis Ishita pun meledak, Ishita menangis sejadi jadinya ketika teringat ucapan Raman yang memuji Shagun dalam bahasa kasarnya
bukan dirinya,
Ishita berusaha mengontrol emosinya dengan menahan semua sesak didalam dada
ishita: “Tenang, tenang, tenang, Ishita ,,, aku tidak boleh menangis”
kemudian Ishita mencoba mencari kunci mobilnya, namun tak jua ditemukannya, salah satu security menghampirinya dan bertanya
satpam: “Nyonya, apakah anda kehilangan kunci mobil anda ?”,
ishita: “Aku sudah menemukannya, kenapa kamu bertanya(membentak) ?’ satpam: “Maaf”
lalu security itu pun kembali ke tempatnya berjaga, kemudian Ishita berusaha membuka kunci mobilnya dengan perasaan kesal, saat itu ponselnya berdering
ishita:“Iyaa nyonya Verma, baiklah, aku akan datang ke klinik jika ini memang darurat, aku akan segera datang”
Ishita bergegas masuk ke mobil dan pergi dari sana, tepat pada saat itu Mani keluar gedung dan memanggilnya
mani: “Ishuuuu !!”
namun Ishita sudah pergi
mà ni: “Kemana Ishu pergi ?”cemas
Raman yang saat itu masih berada di depan meja bar, merasa semakin kesal dan marah ketika melihat Ishita pergi
ramà n:“Kemana kamu pergi malam malam begini sendirian ?”
gumam Raman kesal sambil meminum segelas winenya dan memberikan gelas kosong itu ke bartender untuk diisi lagi, sekilas dilihatnya gelang emas pemberian Ishita tadi, Raman sangat marah dan langsung melepas gelang itu dan melemparkannya begitu saja ke lantai,
sementara Ishita sudah sampai di klinik dan marah marah sama security yang berjaga disana karena sudah menutup kliniknya
satpam“Kapanpun aku menelfon kamu, seharusnya kamu langsung membukanya dan menyiapkan segalanya” bentak Ishita kesal dan marah
satpam: “Kenapa dokter Ishita sangat marah sekali hari ini ? Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya ? Ada apa dengannya ?”
Ishita akhirnya sampai diruang kerjanya dan segera mengenakan jas kerja dokter giginya lalu mendapat telfon dari kliennya lagi,
ishita: nyonya Verma “Nyonya Verma, anda bisa datang sekarang, aku sudah sampai di klinik”,
verma: “Dokter Ishita, maaf, Bunty sudah tertidur, rasa sakitnya rupanya sudah mulai berkurang, aku akan datang kesana besok pagi saja bersama Bunty”
Ishita : “Nyonya Verma, apakah anda sudah kehilangan akal dengan mengatakan kalau hal ini darurat, apakah anda tidak berfikir seberapa jauh aku harus datang kesini (sangt marah) ?”,
verma: “Dokter Ishita, Bunty hanya anak anak, aku tadi memberinya obat dan dia langsung tertidur, kenapa anda marah begini ?”
ishita : “Banyak orang memang tidak peduli dengan usaha orang lain, dan aku selalu peduli dg orang lain ( menangis)Aku tidak peduli”
saat itu Mani masuk ke ruang kerjanya dan mendengar semua pembicaraannya dengan kliennya tersebut, kemudian Ishita menutup telfonnnya
mani: “Ishuuu ,,,, bicaralah padaku”
Ishita bergegas melepas jas kerja dokter giginya, kemudian berlalu dari sana
ishita:“Biarkan aku pergi, Mani ,,, aku tidak ingin bicara saat ini”
Ishita segera beralih ke pintu ruang kerjanya
ishita:“Aku bawa mobil, dan mintalah security untuk mematikan lampunya” (lantang dan berlalu dari sanaDalam perjalanan pulang ke apartemen mereka, tuan Bhalla masih sangat marah sama ucapan Raman ketika pidato tadi
simi:“Aku juga memperhatikannya, ayah ,,, dia menjadi seperti ini seperti dulu, kak Raman selalu merasa kesal dan terganggu”
ayah ramà n: , “Kamu tidak tahu omong kosong apa yang dikatakan oleh Raman, kamu datang terlambat ke pesta"( sambil mengendarai mobilnya)
ibu raman:“Hati Raman itu sedang terluka”,
ayà h raman :“Dia seharusnya mengatakannya pada kita, Romi itu sangat manja dan Raman melakukan hal ini”
ibu raman:“Keduanya tidaklah sama, Raman saat ini sedang terganggu oleh sesuatu, aku tidak tahu pertengkaran apa yang terjadi padanya dan Ishita ( sedih) “
simi: "Sudah, ibu ,,,, ibu tenang saja”
ibu raman: “Aku tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, aku mohon jangan katakan apapun padaku”
Di tempat pesta, pestanya sudah berakhir tapi Raman masih tertinggal disana sambil memikirkan Ishita, Raman teringat masa masa dulu ketika mereka belum menikah, Raman menangis sambil memikirkan pernikahannya, Ruhi dan kenangan manis setelah mereka menikah
raman : ”Ishita juga menjadi seperti Shagun, apakah ada masalah ? Aku harus bicara dengannya tapi apa ? Kenapa dia meninggalkan aku ? Baiklah, aku akan melupakan dirinya tapi bagaimana melupakan semua bantuannya ? Putriku ada bersamaku karena dia, keluargaku bahagia juga karena dia ( menangis )
raman: “Jika dia meninggalkan aku, apa salahnya ? Aku hanya memberikan penghinaan dan kemarahan padanya, dia telah menerima banyak penghinaan dengan hidup bersamaku, aku telah begitu egois dan melemparkan hadiah pemberiannya”
Raman teringat pada gelang emas pemberian Ishita, Raman segera mencari ke segala penjuru gelang tersebut dan meminta para pelayan yang sedang bertugas disana untuk mencari gelang tersebut, Raman bahkan menggulingkan meja dan kursi kursi yang ada disana untuk mencari gelang emas pemberian Ishita
Saat itu Ishita sedang duduk didalam mobilnya dan mulai menangis kembali teringat ucapan Raman tadi,
sementara itu di tempat pesta, akhirnya Raman bisa menemukan gelang emas itu, Raman tersenyum melihatnya,
sedangkan Ishita berkata pada dirinya sendiri sambil berdiri di dekat mobilnya yang masih terparkir di tempat parkir kliniknya
ishita: “Apa yang telah aku lakukan ?” Ishita berteriak pada dirinya sendiri “Aku sudah memarahi semua orang, kenapa aku melakukan hal ini ?”
saat itu Mani juga sudah keluar dari klinik Ishita dan mendengar ucapan Ishita sambil berdiri di luar mobil Ishita
ishita :“Kenapa Raman selalu melakukan hal ini ? Kenapa dia tidak peduli ? (menangis Ishita berusaha mengendalikan dirinya sendiri ketika tidak bisa memasukkan kunci mobilnya)
ishita: “Aku seharusnya tidk menangis sekarang, Raman tidak melanggar janji apapun, ketika dia tidak membuat janji apapun lalu bagaimana dia akan melanggarnya, Raman itu hanya ayahnya Ruhi dan aku juga cuma ibunya Ruhi, tidak ada yang lain, dia tidak peduli, sudah cukup sekarang, tidak usah mengharapkan yang lebih”
Ishita pada dirinya sendiri kemudian melajukan mobilnya dan pergi dari sana,
Mani yang masih berdiri disana merasa iba pada kondisi Ishita mani: “Ishuuu ,,,”
Keluarga Iyer dan seluruh penghuni apartemen sedang berdiri diluar sambil melihat apartemen mereka yang terbakar ludes oleh api, saat itu keluarga Bhalla yang baru datang dan melihat apartemennya terbakar juga terperangah tidak percaya
ibunya ishi: “Tenang saja, semua orang aman, semua orang juga khawatir ,Aku sudah menyelamatkan barang barang kita yang bisa diselamatkan
Mihir dan Mihika yang juga baru datang juga terkejut melihatnya
mihika: “Apa yang terjadi ?”
kemudian polisi meminta mereka semua untuk menjauh dari lokasi kejadian
mihika: “Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang ? Tadi kak Vandu memberitahu aku”,
ibunya ishi: “Apartemennya di tutup, kita tidak bisa masuk ke dalam sana dalam waktu 15 sampai 20 hari ke depan, kita akan pergi ke hotel saja ,
mihir: Aku akan mengurusi ke pelayanan apartemen”
kemudian bergegas menelfon Raman,
Raman sedang dalam perjalanan pulang, dilihatnya ponselnya berdering
raman: “Mihir menelfon, dia pasti akan bertanya padaku tentang penghinaanku ke Ishita tadi, aku tidak mau bicara dengannya”
, Mihir merasa heran karena Raman tidak mengangkat telfonnya
ibunya ishi: “Kalau begitu kami akan tinggal dirumahnya Vandu” Mihir: “Bibi juga bisa tinggal dirumahku”
kemudian Mihir mencoba menelfon Raman lagi, akhirnya Raman mengangkat telfonnya, Mihir segera memberitahu Raman tentang kebakaran yang terjadi di apartemen tempat tinggal Raman sekeluarga
mihir: “Pulanglah secepat mungkin, Raman”,
ishita: “Baik, aku pulang !”
Raman segera mengendarai mobilnya dengan cepat, sementara semua orang mulai memikirkan untuk pergi dan tinggal di suatu tempat
ibunya raman: “Madhu, lebih baik kamu jangan pindah ke Chennai, disini saja”
Tak lama kemudian Raman datang
raman: “Apakah semuanya selamat ? Tidak ada yang terluka ?”,
mihir: “Mereka semua selamat, mereka bersama Vandu”
Raman lalu meminta mereka untuk pergi ke perusahaan yang menyiapkan apartemen tersebut,
Mihir:“Aku akan mengirimkan barang barangnya nanti”
saat itu Ishita datang kesana dan menangis melihat apartemennya terbakar
ishita: “Ruhi ! Dimana Ruhi ? Ruhi ?”, “Ishita,
mihir:Ruhi baik baik saja
ibunya raman: Untung saja tidak ada seorangpun yang ada dirumah tadi, jadi kita semua selamat"
raman: dan lagi apartemennya juga sudah rusak, tidak ada gunanya menangis sekarang( sengit )
kemudian berlalu dari sana,
Pammi memeluk nyonya Bhalla erat
ibunya raman:“Aku sangat takut melihat api tapi semuanya baik baik saja, kalian semua juga baik baik saja, apa lagi yang kita butuhkan ?”
Raman dan Mihir akhirnya membawa seluruh keluarga Bhalla dan Iyer pindah ke apartemen yang baru yang lebih besar dan lebih mewah, semua orang nampak sedih karena apartemen yang mereka tinggali selama ini sudah rata dengan tanah, keluarga Iyer masuk ke apartemennya, begitu pula dengan keluarga mereka, apartemen mereka masih bersebelahan sama seperti dulu, salah satu pegawai apartemen menunjukkan apartemen tersebut pada mereka
pgawai:“Kalian akan mendapatkan semuanya disini dan kalian juga bisa membeli semuanya dengan mudah disini, oh iyaa kami akan menunjukkan kamarny"
Ishita mulai melihat lihat apartemennya, tak lama kemudian Ishita dan Mihika sama sama keluar dari apartemen mereka, rupanya mereka menyadari tas mereka tertukar, kemudian bertukar tas, Mihika lalu masuk ke dalam apartemen kembali, saat itu Raman keluar dari apartemen dan berpapasan dengan Ishita di pintu, sesaat mereka hanya saling memandang dalam diam, kemudian Raman keluar dari pintu dan membuka pintu tersebut untuk Ishita, Ishita bergegas masuk ke dalam apartemen, Raman masih berdiri di luar dan diambilnya gelang emas dari saku jasnya, Raman kembali sedih ketika melihat gelang emas pemberian Ishita dan dimasukkannya lagi ke dalam saku jasnya kemudian berlalu dari sana
Dirumah keluarga Iyer, Mihika sedang menyiapkan minuman untuk paman dan bibinya didapur, namun dilihatnya semua orang masih sedih dan shock dengan apa yang baru mereka alami, Mihir juga hanya bisa melihat Amma dan Appa saja, sementara itu dirumah keluarga Bhalla meminta tempat pemujaannya di tempatkan dulu diapartemen mereka
simi: “Aku sudah membereskan kamarnya”
Ishita kemudian juga hendak membereskan kamarnya tapi di sana hanya ada tiga kamar
ayah raman:“Ishita, kamu dan Raman bisa mengambil kamar ketiga,
ishita: tapi dimana nanti Romi akan tidur ?”,
ayah raman: “Dia akan tidur diruang tamu, tapi dimana dia sekarang ?”
istrinya, tuan Bhalla kemudian menelfon Romi,
Simmi yang tahu rencana Romi langsung menyela ayahnya
simi:“Ayah, Romi tadi pergi kerumah temannya, mungkin baterai ponselnya habis, dia pasti akan pulang”,
ayhny raman: “Kalau begitu aku akan mengirimkan sms padanya kalau kita sudah pindah kesini”
ishita: “Lebih baik kalian tidur saja karena sudah malam”,
ibunya raman: “Aku tidak bisa tidur sekarang, Ishita”
ishita:“Aku buatkan teh yaa”, ibunya raman:“Bagaimana caranya ? Didapur kan tidak ada apa apa”
ishita:“Aku akan mengeceknya, ibu”
Saat itu Raman datang sambil membawa beberapa barang yang bisa segera digunakan
rama: “Gunakan ini sekarang"
ishita:“Bubuk teh ?”,
raman: “Lihat saja sendiri”
Raman kemudian beralih membawa tas tas mereka ke dalam kamar, Ishita mengecek kotak yang dibawa Raman tadi, akhirnya Ishita membuat susu untuk kedua mertuanya
ibunya raman:"Berikan juga susu ini pada ibumu diapartemen sebelah, mungkin dia juga sangat lelah setelah pindahan ini”
Ishita akhirnya pergi ke apartemen sebelah untuk memberikan susu buat Amma dan Appa
mihika:“Bibi, apakah bibi mau minum kopi ?”,
ibunya ishi: “Tidak, Mihika”
ishita:“Ibu harus minum susu”
ibinya ishi: (menangis)“Ini semua seperti mimpi, kita mengambil rumah itu dengan pinjaman bank”
ishita: “Ibu, ibu jangan menangis, aku tahu kalau kita menderita kerugian yang cukup besar tapi kita semua selamat, kami semua ada disini bersama ibu, jangan cemas, ibu”
mihika: "Dan lagi apartemen itu kan di asuransi, pikirkan yang positifnya saja, semuanya akan baik baik saja”
Amma tersenyum penuh haru
ishita:“Ayah akan membuat semuanya membaik, kita semua sudah semakin dewasa sekarang”,
ibunya ishi: “Iyaaa, lihat Mihir dan Raman sudah memberikan apartemen yang besar ini dan menyelesaikan masalah kita”
mihir: Semuanya akan baik baik saja, percayalah padaku, bibi”
mihir:“Ishita, lebih baik kamu pulang saja dan istirahatlah”, mihika:“Iyaa, kak ,,, kak Raman pasti juga sudah menunggu”
ishita:“Aku rasa aku akan menginap disini malam ini
ibunya ishi:”(menggeleng )“Jangan, Raman sedang dalam masalah, kamu harus menemani dia,
ishita: ibu tidak apa apa, jangan cemas”, “Baiklah, sekarang ibu jangan menangis yaa”
Ishita kemudian memeluk ibunya dan memintanya untuk jaga diri baik baik, Mihika juga memeluk Amma, kemudian Ishita keluar dari apartemen keluarga Iyer
Ketika Ishita hendak masuk ke apartemen keluarga Bhalla, Ishita teringat pada pidato yang diucapkan oleh Raman dipesta tadi, sementara itu di dalam kamar, Raman sedang mengeluarkan semua barang, saat itu dilihatnya kain saree Ishita, Raman teringat pada ucapan Mani dan Ishita juga kemesraan mereka berdua, Raman segera melempar kain saree itu, Raman marah dan menangis mengingat semua ucapan mereka yang merobek lukanya kembali, sedangkan Ishita masih berada diluar apartemen keluarga Bhalla
ishita: “Aku harap aku tidak melihat wajah Raman sekarang, dia sangat kasar, aku tidak akan masuk ke sana itu tapi aku juga tidak bisa bersama ayah dan ibu” Ishita menangis sedih “Ayah dan ibu pasti akan sangat gelisah”
Ishita menyeka airmatanya lalu masuk ke dalam apartemen keluarga Bhalla Ishita lalu masuk ke kamarnya, dilihatnya Raman sedang mabuk sambil menangis, dan gelang emasnya teronggok dilantai, Raman tersenyum melihat Ishita berdiri terpaku menatapnya, Raman mulai menyindir Ishita seperti biasa
raman: “Heeiii kenapa kamu berdiri saja diam disitu dan tidak memberikan ceramah seperti biasa, kenapa ? Apakah karena kamu sudah tertangkap dan mulai takut ?”
Raman berdiri dan memegang tangan Ishita dengan keras hingga menyakitinya
ishita: “Lepaskan tanganku Raman !” bentak Ishita sambil berusaha berontak dari cengkraman Raman raaman:“Kenapa ? Untuk memegang tangan orang lain ? Ayoooo jawab pertanyaanku sekarang ! Kamu bahkan tidak peduli padaku !”
Ishita:“Buat apa peduli, keadaanmu seperti ini memang sudah menjadi milikmu”
raman:“Kamu biasanya menunjukkan kepedulian”,
ishita:“Kamu sendiri tidak peduli denganku !”
Raman:( dengan perasaan kesal) “Kamu bahkan tidak melihat aku dipesta tadi !”,
ishita: “Kamu sendiri, apakah kamu melihatku ?”Kamu tidak membutuhkan aku, Raman”
Raman langsung menyakiti tangan Ishita dengan cengkramannya yang sangat keras
ishit:“Hentikan, Raman ! Kamu menyakiti aku, aku disini tidak untuk mengurusi emosimu yang labil !” bentak Ishita,
saat itu lampu di apartemen mereka tiba tiba mati, Ishita bergegas hendak pergi namun Raman segera menutup pintu kamarnya, Raman sangat marah dan kembali menghina Ishita, Raman berusaha untuk menyentuh Ishita namun Ishita segera menghindar dari Raman
raman:“kenapa? Kamu akan merasa kotor kan kalau aku menyentuh kamu malam ini ? Kamu tidak akan kotor setelah semua yang kamu lakukan(mabuk)
raman:“Aku akan menunjukkan padamu dengan mendapatkan hakku sebagai seorang suami !” melepas dasinya, ishita:“Raman, minggir ! Jangan coba coba mendekatiku, kamu sedang tidak sadar !”mencoba terus menghindar dari Raman
raman:“Apa yang akan kamu lakukan ? Kamu ingin dekat dengan orang lain kan ?” Raman langsung mendorong Ishita “Kamu tahu, aku ini suamimu ! Kamu adalah ibu dari putriku, kamu harus melakukan kewajibanmu sebagai seorang istri ! Aku akan menunjukkan padamu semua hak yang dimiliki oleh seorang suami, kenapa kamu takut hari ini ?”
ishita:“Aku tidak takut padamu, apa yang ingin kamu buktikan ? Kamu ingin menunjukkan kejantananmu ? Kamu ingin menakut nakuti aku ?”, raman: “Jangan bicara seperti seorang perempuan, karena kehormatanmu lebih berharga dari hidupmu sendiri, kamu ini istrinya Raman Bhalla, semua orang tahu tentang hal ini dan lihat tingkahmu”
ishita:”Apa yang kamu pikirkan ? raman:Aku tidak akan menangis dipojok ruangan, tidak ! Aku sudah cukup banyak menangis, sekarang aku akan membuat kamu menangis !”, ishita:“Kamu sudah menjadi seperti seekor binatang, Raman ,,, aku tidak mau bicara sama kamu !”
raman: “Apa ? Kamu menyebut aku binatang ? Sekarang lihat apa yang akan aku lakukan, aku ini seorang manusia dan kamulah yang membuat aku menjadi binatang !”,
ishita:“Omong kosong apa ini, Raman ?” mendorong Raman dengan keras “Aku tidak mau tinggal bersama kamu !” pergi keluar,
Raman: “Kenapa kamu harus bersamaku ? Karena kamu ingin bersama orang lain kan ! Mani ,,, teman masa kecilmu itu, sekarang berubah menjadi cinta, semuanya menyebalkan !”
Ishita keluar dari kamar dan beralih ke ruang tamu sambil menangis sedih, Raman juga sedang menangis di kamar, tak lama kemudian ponsel Ishita berdering, Ishita segera mengangkatnya dan terkejut begitu mendapat kabar itu ishitw:“Apa ? Romi mengalami kecelakaan ?baiklah aq akan segta kesna
ishit:.“Apa yang terjadi hari ini ?
Aku belum pernah melihat hari yang lebih buruk daripada hari ini, aku akan memberitahu Raman” Ishita segera berlari ke dalam kamar dan dilihatnya Raman sedang tertidur sambil terduduk di bawah dan bersandar pada tempat tidurnya
ishita:“Dia sedang tidak dalam keadaan yang baik untuk mendengar kabar tentang adiknya, aku akan pergi sendirian saja”
Di rumah sakit Romi sedang diobati oleh dokter
dokter:“Kami telah melakukan pengecekan pada Romi”,
ishita: “Kami akan membawanya ke dokter keluarga”
Ishita: “Sarika, bagaimana Romi bisa sampai kecelakaan ?”, sarika:“Tanyakan saja padanya, dokter Ishita ,,, apa yang dia lakukan di jalan raya, dia itu berusaha melarikan diri”
Ishita: “Apakah benar begitu, Romi ?”
Sarika: “Apa yang dikatakan oleh tuan Ashok itu benar, dia akan berjanji kemudian pergi melarikan diri !”
Mani memperhatikan mereka
romi: “Iyaaa, aku memang mau melarikan diri, kecelakaanku terjadi karena telfon telfonmu terus ! Kenapa kamu memaksakan bayi itu ke aku ? Aku mohon pergilah !” Sarika: “Kalau begitu berbahagialah ! Aku pergi !” ujar Sarika kesal
Ishita mencoba mencegah kepergian Sarika namun Mani mencegahnya
mani: “Sudah biarkan dia pergi, Ishita ,,, kita akan bicara dengannya nanti, sekarang kita urusi Romi dulu”
sementara itu di rumah keluarga Bhalla, Raman terbangun dan teringat kalau dirinya telah bertingkah tidak sopan pada Ishita, Raman berusaha mencari cari Ishita sambil berteriak memanggilnya raman:“Ishita ! Ishita ! Ishitaaaa !!” teriak Raman sambil berjalan menuju ke ruang tamu dan tetap tidak menemukan Ishita disana,
Raman mengira kalau Ishita telah meninggalkannya
Posting Komentar